Apa yang Kamu korbankan di Hari Raya Korban?
Hari ini tanggal 10 Dzulhijah 1446 Hijriah, hari dimana umat Islam merayakan Hari Raya Iduladha, memperingati kepatuhan Nabi Ibrahim AS yang akan menyembelih putranya Nabi Ismail AS atas perintah Allah. Allah menguji keimanan Nabi Ibrahim AS untuk mengorbankan yang paling dicintainya, putra kandungnya. Dan tentu saja Allah hanya menguji Nabi Ibrahim dan mengganti Nabi Ismail dengan seekor kambing.
Peristiwa itu, keikhlasan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS dalam mematuhi perintah Allah kemudian diperingati sebagai Hari Raya Iduladha dimana umat Islam bagi yang mampu, sebaiknya berkorban setahun sekali pada Hari Raya Iduladha. Korban bisa berupa kambing, sapi atau onta dengan syarat dan ketentuan yang diatur oleh agama.
Dulu saat saya masih kecil, saya selalu menantikan Hari Raya Iduladha bersama kakak dan adik saya. Kami sangat senang sekali melihat hewan-hewan korban di halaman depan masjid komplek perumahan kami yang akan disembelih. Setelah hewan-hewan korban dipotong, ada sebagian daging korban yang akan dimasak dan dimakan bersama di masjid. Betapa indah momen itu. Saya sangat merindukannya.
Sebenarnya saya ingin berkorban setiap Hari Raya Iduladha tetapi saya tidak selalu mempunyai dana yang cukup untuk berkorban. Apa itu hanya alasan saya saja ya?
Alhamdulillah, sudah beberapa tahun ya, lupa, saya usahakan untuk selalu berkorban setiap tahun. Ada hal yang membuat saya harus bisa berkorban setiap tahun. Saya lupa kapan waktumya, saat Hari Raya Iduladha tentu saja, tetapi tahunnya saya tidak ingat. Saya memang tidak berkorban saat itu. Pikir saya, saya nanti dapatlah sebagian daging korban. Lagian tetangga depan rumah yang sudah haji juga korban dan daging korban yang akan dibagikan ke warga dari hewan-hewan korban di komplek perumahan saya juga dipotong-potong di depan rumah saya.
Malangnya, pada Hari Raya Iduladha tahun itu, saya tidak mendapatkan bagian daging korban. Hiksss .... Betapa merananya saya saat itu. Teman-teman saya cerita makan daging korban yang di sate, gule atau apa lah, saya tidak bisa bercerita bahwa saya makan sate, gule atau rendang. Bahkan saya sampai pergi ke Pasar Baledono, pasar besar di Purworejo untuk membeli daging sapi atau kambing tapi ternyata tidak ada penjual daging sapi dan kambing pada hari itu.
Saya pulang ke rumah merasa sangat nelangsa, merana banget. Dan saya berniat, saya minta bantuan Allah, bahwa saya akan berkorban setiap tahun. Saya tahu dan paham betapa nelangsanya saya tidak bisa makan daging di saat semua orang makan daging.
Alhamdulillah, Allah mengabulkan dan membantu saya mewujudkan niat saya. Setiap tahun saya bisa berkorban, tidak lagi korban perasaan.
Mungkin itu juga teguran bagi saya ya. Saya sebenarnya mampu berkorban tapi memilih tidak berkorban. Ada saja cara Allah untuk membuat hambaNya melaksanakan perintahNya.
Peristiwa itu, tidak makan daging saat Hari Raya Korban, tidak akan pernah terlupa, akan selalu ingat. Menampar keras saya. Daripada saya korban perasaan di Hari Raya Korban, saya memilih korban kambing atau sapi yang ditanggung tujuh orang.
Apa yang Kamu korbankan di Hari Raya Korban?
Kambing?
Sapi?
Onta?
Atau perasaanmu?
Comments
Post a Comment